Gelap. Sunyi. Hampa. Tiga kata yang tak cukup menggambarkan sensasi saat pertama kali mendengarkan koleksi terbaru dari Web Merindukan Kematian. Hari ini, dunia musik underground dikejutkan dengan perilisan kompilasi yang telah lama dirumorkan—kumpulan lagu yang konon diciptakan di ambang kesadaran manusia, di tepi jurang antara ada dan tiada.
PERINGATAN: Mendengarkan koleksi ini mungkin mengubah persepsi Anda tentang hidup dan mati selamanya. Jiwa-jiwa sensitif harap berhati-hati.
Desas-desus tentang proyek ini telah beredar selama bertahun-tahun di kalangan pencinta musik eksperimental. Kabarnya, rekaman-rekaman ini dibuat menggunakan frekuensi yang dapat mempengaruhi gelombang otak manusia, menciptakan kondisi kesadaran yang berada di antara mimpi dan kematian. Para ilmuwan telah memperingatkan tentang potensi dampak neuropsikologis dari mendengarkan musik semacam ini.
“Kami tidak hanya menciptakan musik, kami membangun jembatan,” kata kurator koleksi yang hanya dikenal sebagai ‘Pelamun Abadi‘. “Setiap komposisi adalah langkah menuju alam yang jarang dijamah oleh mereka yang masih bernapas.”
Teknik perekaman yang digunakan tidak pernah diungkapkan kepada publik. Namun, saksi-saksi yang hadir dalam sesi rekaman melaporkan penggunaan peralatan kuno yang dimodifikasi dengan teknologi modern, menghasilkan resonansi yang mampu membuat bulu kuduk berdiri bahkan sebelum nada pertama dimainkan.
Koleksi ini terdiri dari tujuh lagu, masing-masing mewakili tujuh pintu yang konon harus dilalui jiwa sebelum benar-benar meninggalkan dunia fana. Track pembuka, “Gerbang Pertama”, dimulai dengan keheningan yang perlahan diinterupsi oleh bisikan-bisikan samar, mengisyaratkan awal perjalanan menuju ketidakpastian.
Pendengar melaporkan efek yang bervariasi. Ada yang merasakan kedinginan yang ekstrem meski berada di ruangan bersuhu normal. Beberapa mengalami halusinasi auditori—mendengar suara-suara yang tidak terdapat dalam rekaman. Yang paling mengkhawatirkan, sebagian melaporkan perasaan kerinduan yang mendalam setelah rekaman berakhir, seakan-akan jiwa mereka telah menemukan rumah yang selama ini mereka cari.
“Track ketiga membuat saya melihat kenangan-kenangan yang sudah saya lupakan,” tulis seorang pendengar. “Bukan hanya kenangan saya, tapi kenangan orang lain, mungkin kenangan dari kehidupan lain. Saya tidak takut, justru saya merindukan tempat itu.”
Jadi siap-siap berhati-hati, dengarkan dan resapi. Biarkan diri Anda tersesat dalam labirin suara yang akan membawa Anda ke tempat-tempat yang hanya pernah Anda kunjungi dalam mimpi tergelap. Rasakan sentuhan lembut kematian yang berbisik di telinga, menjanjikan kedamaian yang tak pernah Anda temukan di dunia nyata.
Simfoni ketakutan dan kebahagiaan ini menunggu untuk dimainkan. Dan saat Anda mendengarkannya, ingatlah bahwa mungkin bukan Anda yang mendengarkan musik ini—tapi musik inilah yang mendengarkan Anda.
Merindukan kematian tak pernah terasa seindah ini.